Filsafat sejarah selalu berkaitan dengan pemikiran yang mendalam tentang masa lalu, dimana Masa lalu selalu membicarakan mengenai manusia dalam ruang dan waktu. Menurut Al-Khudairi filsafat sejarah adalah tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa historis secara filosofis guna mengetahui faktor-faktor esensial yang mengendalikan peristiwa-peristiwa historis, serta hukum-hukum yang tetap, yang kemudian mengarahkan perkembangan berbagai bangsa dan Negara dalam berbagai masa dan generasi. Filsafat sejarah sendiri memiliki struktur dan pola geraknya salah satunya filsafat sejarah spekulatif dimana pemikiran yang berkembang di kalangan filsuf yaitu menggunakan logika-logika sejarah. Yang mana pada akhirnya kajian dari filsafat sejarah spekulatif ini berkaitan dnegan pembahasan pola-pola gerak sejarah dan faktor-faktor yang membuat timbulnya suatu pola tertentu dalam gerak sejarah.
Bermacam-macam teori gerak sejarah menjadi tumpuan tafsiran yang bervariasi tentang bagaimana arah gerak sejarah, dengan adanya pertimbangan empiris sampai gagasan tentang metafisika dan religious. Salah satunya adalah teori siklus yang menganggap bahwa sebuah perkembangan sejarah tidak diapandang pada sebuah garis lurus saja, tetapi berbentuk lingkaran. Sehingga bisa diartikan bahwa sejarah itu berputar dan peristiwa sejarah mengalami pengulangan.
Giambattista Vico dalam filsafat sejarah menganalisis bahwa perkembangan arah sejarah berkembang secara komulatif berbentuk lingkaran roda. Vico mengatakan bahwa arah sejarah mengalami perkembangan dan kemajuan, tetapi dalam kemajuan ini adanya pengulangan.
Contoh peristiwa di masa lampau yang mengalami konsep pengulangan adalah ketika lengsernya kekuasaan Soekarno. Pada masa itu kekuasaan Soekarno jatuh salah satunya karena adanya aksi-aksi yang di lakukan para mahasiswa. Ternyata, peristiwa tersebut terjadi kembali pada kekuasaan Soeharto yang sama-sama diakibatkan oleh aksi-aksi mahasiswa. Maka tidak mustahil jika suatu peristiwa sejarah dapat terulang kembali, baik dengan dimensi yang berbeda maupun sama.
Dengan adanya contoh pengulangan di atas, maka konsep perkembangan dapat terjadi jika masyarakat juga ikut berperan sebagai subjek dan objek dari sejarah, yang mana bergerak dari satu bentuk ke bentuk lainya. Jika kita lihat peristiwa sejarah yang terjadi pada kekuasaan Soekarno dan Soeharto terlihat adanya perubahan, setelahnya perkembangan sistem demokrasi di Indonesia. Perkembangan sistem demokrasi ini tidak luput dari peristiwa Soekarno dan Soeharto yang mana setelah gagaglnya pancasiala era orde baru yang awalnya merupakan usaha dari Soeharto yang ingin meruabha system demokrasi terpimpin yang terjadi pada pemerintahan Soekarno yang mana menurut Soeharto masih adanya ketidaksinambungan. Namun pada kenyataanya peristiwa akhir perkembangan demokrasi tersebut mengalami pengulangan yang sama dengan masa Soekarno. Maka bisa kita fahami bahwa teori siklus ini akan mempengaruhi arah gerak sejarah.
0 komentar:
Posting Komentar