RSS Feed
My Fam
Forum Silaturrahmi

Minggu, 31 Juli 2011

Do'a do'a di bulan Ramadhan


Bulan Ramadhan adalah bulan mulia, penuh berkah dan mustajab, maka kita sangat dianjurkan banyak berdoa. Diantara doa-doa penting dibaca pada bulan Ramadhan adalah:

1. Doa Bulan Rajab dan Sya'ban Menyambut Ramadhan:
اَللَّهُمَّ باَرِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْناَ رَمَضَانَ

"Ya Allah, berkahilah kami dibulan Rajab dan Sya'ban dan pertemukan kami dengan bulan Ramadhan." (HR Ahmad)

2. Doa Lailatul Qadr:
اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فاَعْفُ عَنَّا

Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, senang pada ampunan, maka ampunilah kami, wahai Dzat yang Maha Pemurah. (HR Tirmidzi)


3. Doa Shalat Witir:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّْوْسِ

Maha Suci Engkau penguasa yang memiliki kesucian. (HR Nasai)
سُبُّوْحٌ قُدُّْوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوْحِ

Maha Suci Engkau Dzat yang memiliki kesucian, Tuhannya para Malaikat dan Ruh. (HR Daruquthni)

4. Menjelang Berbuka Sebaiknya Membaca doa:
أشْهَدُ أنْ لاَإلَهَ إلاَّ اللهُ أسْتَغْفِرُ اللهُ أسْألُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

Saya bersaksi tidak ada Tuhan Selain Allah, Saya mohon ampun kepada Allah, Saya mohon Ridha-Mu, Surga­Mu dan selamatkanlah saya dari neraka." Mu dan selamatkanlah saya dari neraka.

5. Doa Buka Puasa
اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَاءُ وَابْتَلَّتْ العُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأجْرُ إنْ شَاءَ اللهُ

Ya Allah, Aku berpuasa hanya untuk-­Mu dan dengan rizki-Mu aku berbuka. Hilanglah rasa haus, tenggorakan menjadz basah, semoga pahala ditetapkan, insya Allah." (HR Abu Dawud)

6. Jika Berbuka di Tempat Saudara dianjurkan mengucapkan:
أفْطَرَ عِنْدَكُمْ الصَّائِمُوْنَ وَأَكَلَ طَعَامَكُمْ اْلأبْرَارَ وَصَلَّتْ عَلَيْكُمْ الْمَلاَئْكَةُ

Telah berbuka di tempatmu orang-orang yang puasa. Orang-orang baik memakan makanan kalian, dan para malaikat mendoakan kalian." (HR Abu Dawud)

Readmore »»

Bulan Ramadhan dan keistimewaan serta keutamaannya


Ramadhan adalah bulan yang amat mulia.Bulan Ramadhan memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar. Semua amal soleh yang dilakukan pada bulan ini akan mendapat balasan lebih banyak dan lebih baik. Oleh karena itu kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan dan meninggalkan kemaksiatan. Diantara keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan tersebut, disebutkan dalam beberapa riwayat:

1. Ramadhan adalah bulan penuh berkah, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu. Pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah SAW bersabda:
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ

Telah datang Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. (HR. Ahmad)

2. Allah SWT membebaskan penghuni neraka pada setiap malam bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:
إذَا كَانَ أوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أبْوَابُ الجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلُّ لَيْلَةٍ   
Jika awal Ramadhan tiba, maka setan-­setan dan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Sedangkan pintu-pintu surga dibuka, dan tidak satu pintu pun yang ditutup. Lalu ada seruan (pada bulan Ramadhan); Wahai orang yang menginginkan kebaikan, datanglah. Wahai orang yang ingin kejahatan, tahanlah dirimu. Pada setiap malam Allah SWT memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka. (HR Tirmidzi)

3. Puasa bulan Ramadhan adalah sebagai penebus dosa hingga datangnya bulan Ramadhan berikutya. Rasulullah SAW bersabda:
اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَاُن إلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاةٌ مَا بَيْنَهُنَّ إذَاجْتَنَبَ اْلكَبَائِرَ

Jarak antara shalat lima waktu, shalat jum’at dengan jum’at berikutnya dan puasa Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya merupakan penebus dosa-­dosa yang ada diantaranya, apabila tidak melakukan dosa besar. (HR Muslim)

4. Puasa Ramadhan bisa menebus dosa-dosa yang telah lewat, dengan syarat puasanya ikhlas. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim)

5. Barangsiapa memberi buka orang yang puasa maka mendapat pahala sebanyak pahala orang puasa tersebut.
مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أجْرِ الصَّا ئِمِ لَا يَنْقُصَ مِنْ أجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ

Barangsiapa memberi perbukaan (makanan atau minuman) kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut. (HR Ahmad)

6. Sedekah yang paling baik adalah pada bulan Ramadhan.
أيُّ الصَّدَقَةِ أفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فَيْ رَمَضَانَ


Rasulullah SAW pemah ditanya; Sedekah apakah yang paling mulia? Beliau menjawab: “Yaitu sedekah dibulan Ramadhan.” (HR Tirmidzi)

7. Orang yang banyak beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan, maka dosa-­dosanya diampuni oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)

8. Doa orang yang berpuasa adalah mustajab Rasulullah SAW bersabda:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ ؛دَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ 

Ada tiga macam doa yang mustajab, yaitu doa orang yang sedang puasa, doa musafir dan doa orang yang teraniaya. (HR Baihaqi)

9. Puasa dan ِAl-Qur’an yang dibaca pada malam Ramadhan akan memberi syafaat kepada orang yang mengerjakannya kelak dihari kiamat. Rasulullah SAW bersabda:
اَلصُّيَامُ وَاْلقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ يَقُوْلُ اَلصِّيَامُ أيْ رَبِّ مَنَعْتُهُُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتَ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فَيْهِ وَيَقُوْلُ اْلقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِالَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ قَالَ فَيُشَفِّعَانِ

Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: “Ya Rabbi, aku mencegahnya dari makan dan minum di siang hari”, ِAl-Qur’ an juga berkata: “Aku mencegahnya dari tidur dimalam hari, maka kami mohon syafaat buat dia.” Beliau bersabda: “Maka keduanya dibolehkan memberi syafaat.”  (HR Ahmad)

10. Orang yang melaksanakan Umrah pada bulan Ramadhan maka mendapat pahala seperti melakukan Haji. Rasulullah SAW bersabda:
فَإِنَّ عُمْرَةَ فِيْ رَمَضَانَ حَجَّةٌ

Sesungguhnya umrah dibulan Ramadhan sama dengan pahala haji. (HR Bukhari)

Readmore »»

Jadwal Imsakiah Ramadhan 1432 H/2011 M versi Depag dan PKPU


Marhaban ya Ramadhan...! Sungguh bahagia sekali rasanya,sebentar lagi  kita akan segera mamasuki Bulan suci Ramadhan.Hanya selang dalam hitungan hari,kita akan bertemu kembali dengan bulan yang sangat kita nantikan kedatangannya.Ramadhan adalah tamu agung buat kita.Yang patut kita sambut dengan sukacita dan kemeriahan beribadah didalamnya.Sayang rasanya kalau kita lewatkan moment berharga ini dengan begitu saja,tanpa peningkatan dalam segi ibadah dan ketaqwaan.Ini adalah bulan ibadah, bulan dimana Allah melimpahkan rahmat dan keberkahan didalamnya,bulan yang menjanjikan pengampunan akan dosa-dosa,dan dilipat gandakan seluruh amalan kita.Sehingga kalau kita dapat memanfaatkan setiap detik kesempatan yang ada,akan dapat menaikkan derajat kita dihadapan Allah,menuju ke maqom kemulyaan dan derajat taqwa,yang menjadi jaminan bagi kita untuk terbebas dari api neraka.Ramadhan adalah bulan suci,bulan mulia,bulan yang penuh hikmah dan kenikmatan beribadah didalamnya.Sudahkan kita persiapkan segala sesuatunya...?
Untuk jadwal imsakiah Ramadhan versi Kemenag/Depag bisa anda download untuk kota-kota dibawah ini :
2.     DKI Jakarta
3.     Sumatera Selatan
4.     Jogjakarta
7.     Jawa tengah
8.     Jawa Timur

Untuk kota-kota seluruh Indonesia yang versi PKPU nya bisa anda dapatkan disini :






Mari sucikan hati,sabarkan diri,tuk meraih kemenangan dan kemuliaan di akhir Ramadhan nanti.Selamat menunaikan Ibadah puasa Ramadhan 1432 H.Mohon maaf atas segala kesalahan lahir dan bathin.

Readmore »»

Minggu, 17 Juli 2011

Seputar Bulan Sya'ban dan amaliah didalamnya

Sya’ban merupakan bulan ke delapan dalam perhitungan kalender hijriyah. Bulan  Sya’ban adalah salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah. Satu bulan yang diapit oleh dua bulan yang dianggap mulia pula,yaitu Rajab dan Ramadhan.Banyak sekali keterangan yang menjelaskan tentang keutamaan (fadlilah) serta amalan amalan yang berkaitan dengan bulan Sya’ban ini.
Sya’ban merupakan  pintu gerbang  menuju bulan Ramadlan. Siapa yang berupaya membiasakan diri bersungguh-sungguh dalam beribadah dalam bulan tersebut, akan menuai kesuksesan di bulan Ramadlan. Asal nama Sya’ban, karena pada bulan itu terpancar bercabang-cabang kebaikan yang banyak (yatasya’abu minhu khairun katsir). Kalau dari pendapat lain, Syaban berasal dari kata Syi’b,yang berarati  jalan di sebuah gunung atau jalan kebaikan. Dalam bulan ini terdapat banyak kejadian dan peristiwa yang patut memperoleh perhatian dari kalangan muslimin dari penjuru dunia.

Sya’ban dan Pindah Qiblat
 Dalam bulan Sya’ban, Qiblat berpindah dari Baitul Maqdis, Palestina ke Ka’bah, Makkah al Mukarromah. Hikayatnya, Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam menanti-nanti datangnya peristiwa ini dengan harapan yang sangat tinggi. Setiap hari Beliau tidak lupa menengadahkan wajahnya ke langit, menanti datangnya wahyu dari Rabbnya. Sampai akhirnya Allah Subhanahu Wata’ala mengabulkan penantiannya. Wahyu Allah Subhanahu Wata’ala turun.  
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ                                                                                
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah; 144)

Diangkatnya Amal Manusia (hadist)
 Salah satu keistimewaan bulan Sya’ban adalah diangkatnya amal-amal manusia pada bulan ini ke langit. Diriwayakan Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i).

Anjuran dan Keutamaan Puasa di Bulan Sya’ban
 Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, “Adakah puasa yang paling utama setelah Ramadlan?” Rasulullah Shollallahu alai wasallam menjawab, “Puasa bulan Syaban karena berkat keagungan bulan Ramadhan.”Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

Sepintas dari teks Hadits di atas, puasa bulan Syaban lebih utama dari pada puasa bulan Rajab dan bulan-bulan mulia (asyhurul hurum) lainnya. Padahal Abu Hurairah telah menceritakan sabda dari Rasulullah Shollallu alaihi wasallam, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan-bulan mulia (asyhurul hurum).” Menurut Imam Nawawi, hal ini terjadi karena keutamaan puasa pada bulan-bulan mulia (asyhurul hurum) itu baru diketahui oleh Rasulullah di akhir hayatnya sebelum sempat beliau menjalaninya, atau pada saat itu beliau dalam keadaan udzur (tidak bisa melaksanakannya) karena bepergian atau sakit.

Sesungguhnya Rasulullah Shollallu alaihi wasallam mengkhususkan bulan Sya’ban dengan puasa itu adalah untuk mengagungkan bulan Ramadhan. Menjalankan puasa bulan Sya’ban itu tak ubahnya seperti menjalankan sholat sunat rawatib sebelum sholat maktubah. Jadi dengan demikian, puasa Sya’ban adalah sebagai media berlatih sebelum menjalankan puasa Ramadhan.

Adapun berpuasa hanya pada separuh kedua bulan Syaban itu tidak diperkenankan, kecuali:
 1. Menyambungkan puasa separuh kedua bulan Sya’ban dengan separuh pertama.
 2. Sudah menjadi kebiasaan.
 3. Puasa qodlo.
 4. Menjalankan nadzar.
 5. Tidak melemahkan semangat puasa bulan Ramadhan.

Turun Ayat tentang Sholawat Nabi
 Salah satu keutamaan bulan Sya’ban adalah diturunkannya ayat tentang anjuran membaca sholawat kepada Nabi Muhammad Shollallu alaihi wasallam pada bulan ini, yaitu ayat

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا                      : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab;56)

Sya’ban, Bulan Al Quran
 Bulan Sya’ban dinamakan juga bulan Al Quran, sebagaimana disebutkan dalam beberapa atsar. Memang membaca Al Quran selalu dianjurkan di setiap saat dan di mana pun tempatnya, namun ada saat-saat tertentu pembacaan Al Quran itu lebih dianjurkan seperti di bulan Ramadhan dan Sya’ban, atau di tempat-tempat khusus seperti Mekah, Roudloh dan lain sebagainya. Syeh Ibn Rajab al Hambali meriwayatkan dari Anas, “Kaum muslimin ketika memasuki bulan Sya’ban, mereka menekuni pembacaan ayat-ayat Al Quran dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang-orang yang lemah dan miskin agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan”.

Malam Nisfu Sya’ban
 Pada bulan Sya’ban terdapat malam yang mulia dan penuh berkah yaitu malam Nishfu Sya’ban. Di malam ini Allah Subhanahu wata’ala mengampuni orang-orang yang meminta ampunan, mengasihi orang-orang yang minta belas kasihan, mengabulkan doa orang-orang yang berdoa, menghilangkan kesusahan orang-orang yang susah, memerdekakan orang-orang dari api neraka, dan mencatat bagian rizki dan amal manusia.

Banyak Hadits yang menerangkan keistimewaan malam Nishfu Sya’ban ini, sekalipun di antaranya ada yang dlo’if (lemah), namun Al Hafidh Ibn Hibban telah menyatakan kesahihan sebagian Hadits-Hadits tersebut, di antaranya adalah: “Nabi Muhammad Shollallhu alaihi wasallam bersabda, “Allah melihat kepada semua makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban dan Dia mengampuni mereka semua kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR. Thabarani dan Ibnu Hibban).

Para ulama menamai malam Nishfu Syaban dengan beragam nama. Banyaknya nama-nama ini mengindikasikan kemuliaan malam tersebut.
 1. Lailatul Mubarokah (malam yang penuh berkah).
 2. Lailatul Qismah (malam pembagian rizki).
 3. Lailatut Takfir (malam peleburan dosa).
 4. Lailatul Ijabah (malam dikabulkannya doa)
 5. Lailatul Hayah walailatu ‘Idil Malaikah (malam hari rayanya malaikat).
 6. Lalilatus Syafa’ah (malam syafa’at)
 7.Lailatul Baro’ah (malam pembebasan). Dan masih banyak nama-nama yang lain.

Pro dan Kontra Seputar Nishfu Sya’ban
 Al Hafidh Ibn Rojab al Hambali dalam kitab al Lathoif mengatakan, “Kebanyakan ulama Hadits menilai bahwa Hadits-Hadits yang berbicara tentang malam Nishfu Sya’ban masuk kategori Hadits dlo’if (lemah), namun Ibn Hibban menilai sebagaian Hadits itu shohih, dan beliau memasukkannya dalam kitab shohihnya.” Ibnu Hajar al Haitami dalam kitab Addurrul Mandlud mengatakan, “Para ulama Hadits, ulama Fiqh dan ulama-ulama lainnya, sebagaimana juga dikatakan oleh Imam Nawawi, bersepakat terhadap diperbolehkannya menggunakan Hadits dlo’if untuk keutamaan amal (fadlo’ilul amal), bukan untuk menentukan hukum, selama Hadits-Hadits itu tidak terlalu dlo’if (sangat lemah).”Jadi, meski Hadits-Hadits yang menerangkan keutamaan malam Nisfu Syaban disebut dlo’if (lemah), tapi tetap boleh kita jadikan dasar untuk menghidupkan amalan di malam Nishfu Sya’ban.

Kebanyakan ulama yang tidak sepakat tentang menghidupkan malam Nishfu Sya’ban itu karena mereka menganggap serangkaian ibadah pada malam tersebut itu adalah bid’ah, tidak ada tuntunan dari Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam. Sedangkan pengertian bid’ah secara umum menurut syara’ adalah sesuatu yang bertentangan dengan Sunnah. Jika demikian secara umum bid’ah itu adalah sesuatu yang tercela (bid’ah sayyi’ah madzmumah). Namun ungkapan bid’ah itu terkadang diartikan untuk menunjuk sesuatu yang baru dan terjadi setelah Rasulullah wafat yang terkandung pada persoalan yang umum yang secara syar’i dikategorikan baik dan terpuji (hasanah mamduhah).

Imam Ghozali dalam kitab Ihya Ulumiddin Bab Etika Makan mengatakan, “Tidak semua hal yang baru datang setelah Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam itu dilarang. Tetapi yang dilarang adalah memperbaharui sesuatu setelah Nabi (bid’ah) yang bertentangan dengan sunnah.” Bahkan menurut beliau, memperbaharui sesuatu setelah Rasulullah (bid’ah) itu terkadang wajib dalam kondisi tertentu yang memang telah berubah latar belakangnya.”

Imam Al Hafidh Ibn Hajjar berkata dalam Fathul Barri, “Sesungguhnya bid’ah itu jika dianggap baik menurut syara’ maka ia adalah bid’ah terpuji (mustahsanah), namun bila oleh syara’ dikategorikan tercela maka ia adalah bid’ah yang tercela (mustaqbahah). Bahkan menurut beliau dan juga menurut Imam Qarafi dan Imam Izzuddin ibn Abdis Salam bahwa bid’ah itu bisa bercabang menjadi lima hukum.
 Syeh Ibnu Taimiyah berkata, “Beberapa Hadits dan atsar telah diriwayatkan tentang keutamaan malam Nisyfu Sya’ban, bahwa sekelompok ulama salaf telah melakukan sholat pada malam tersebut. Jadi jika ada seseorang yang melakukan sholat pada malam itu dengan sendirian, maka mereka berarti mengikuti apa yang dilakukan oleh ulama-ulama salaf dulu, dan tentunya hal ini ada hujjah dan dasarnya. Adapun yang melakukan sholat pada malam tersebut secara jamaah itu berdasar pada kaidah ammah yaitu berkumpul untuk melakukan ketaatan dan ibadah.

Walhasil, sesungguhnya menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan serangkaian ibadah itu hukumnya sunnah (mustahab) dengan berpedoman pada Hadits-Hadits di atas. Adapun ragam ibadah pada malam itu dapat berupa sholat yang tidak ditentukan jumlah rakaatnya secara terperinci, membaca Al Quran, dzikir, berdo’a, membaca tasbih, membaca sholawat Nabi (secara sendirian atau berjamaah), membaca atau mendengarkan Hadits, dan lain-lain.

Tuntunan Nabi di Malam Nisyfi Sya’ban
 Rasulullah telah memerintahkan untuk memperhatikan malam Nisyfi Sya’ban, dan bobot berkahnya beramal sholeh pada malam itu diceritakan oleh Sayyidina Ali Rodliallahu anhu, Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam bersabda: “Jika tiba malam Nisyfu Sya’ban, maka bersholatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya karena sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala menurunkan rahmatnya pada malam itu ke langit dunia, yaitu mulai dari terbenamnya matahari. Lalu Dia berfirman, ‘Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni? Adakah orang meminta rizki, maka akan Aku beri rizki? Adakah orang yang tertimpa musibah, maka akan Aku selamatkan? Adakah begini atau begitu? Sampai terbitlah fajar.’” (HR. Ibnu Majah)

Malam Nishfu Syaban atau bahkan seluruh bulan Sya’ban sekalipun adalah saat yang tepat bagi seorang muslim untuk sesegera mungkin melakukan kebaikan. Malam itu adalah saat yang utama dan penuh berkah, maka selayaknya seorang muslim memperbanyak aneka ragam amal kebaikan. Doa adalah pembuka kelapangan dan kunci keberhasilan, maka sungguh tepat bila malam itu umat Islam menyibukkan dirinya dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala. Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam mengatakan, “Doa adalah senjatanya seorang mukmin, tiyangnya agama dan cahayanya langit dan bumi.” (HR. Hakim). Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam juga mengatakan, “Seorang muslim yang berdoa -selama tidak berupa sesuatu yang berdosa dan memutus famili-, niscaya Allah Subhanahu wata’ala menganugrahkan salah satu dari ketiga hal, pertama, Allah akan mengabulkan doanya di dunia. Kedua, Allah baru akan mengabulkan doanya di akhirat kelak. Ketiga, Allah akan menghindarkannya dari kejelekan lain yang serupa dengan isi doanya.” (HR. Ahmad dan Barraz).

Tidak ada tuntunan langsung dari Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam tentang doa yang khusus dibaca pada malam Nishfu Sya’ban. Begitu pula tidak ada petunjuk tentang jumlah bilangan sholat pada malam itu. Siapa yang membaca Al Quran, berdoa, bersedekah dan beribadah yang lain sesuai dengan kemampuannya, maka dia termasuk orang yang telah menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dan ia akan mendapatkan pahala sebagai balasannya.

Kebiasaan yang berlaku di masyarakat, yaitu membaca Surah Yasin tiga kali, dengan berbagai tujuan, yang pertama dengan tujuan memperoleh umur panjang dan diberi pertolongan dapat selalu taat kepada Allah. Kedua, bertujuan mendapat perlindungan dari mara bahaya dan memperoleh keluasaan rikzi. Dan ketiga, memperoleh khusnul khatimah (mati dalam keadaan iman), itu juga tidak ada yang melarang, meskipun ada beberapa kelompok yang memandang hal ini sebagai langkah yang salah dan batil.

Dalam hal ini yang patut mendapat perhatian kita adalah beredarnya tuntunan-tuntunan Nabi tentang sholat di malam Nishfu sya’ban yang sejatinya semua itu tidak berasal dari beliau. Tidak berdasar dan bohong belaka. Salah satunya adalah sebuah riwayat dari Sayyidina Ali, “Bahwa saya melihat Rasulullah pada malam Nishfu Sya’ban melakukan sholat empat belas rekaat, setelahnya membaca Surat Al Fatihah (14 x), Surah Al Ikhlas (14 x), Surah Al Falaq (14 x), Surah Annas (14 x), ayat Kursi (1 x), dan satu ayat terkhir Surat At Taubah (1 x). Setelahnya saya bertanya kepada Baginda Nabi tentang apa yang dikerjakannya, Beliau menjawab, “Barang siapa yang melakukan apa yang telah kamu saksikan tadi, maka dia akan mendapatkan pahala 20 kali haji mabrur, puasa 20 tahun, dan jika pada saat itu dia berpuasa, maka ia seperti berpuasa dua tahun, satu tahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Dan masih banyak lagi Hadits-Hadits palsu lainnya yang beredar di tengah-tengah kaum muslimin. (Disarikan dari “Madza fi Sya’ban”, karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, Muhadditsul Haromain).

sumber dari : http://langitan.net

Readmore »»

Sabtu, 16 Juli 2011

Keutamaan Bulan Sya'ban dan Malam Nishfu Sya'ban


Allah swt berfirman 
 إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ   الْمُتَّقِينَ                                                                                               
    Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa   (QS At Taubah  : 36)
Sungguh bahagia sekali rasanya,tanpa terasa kita telah memasuki hampir separuh dari Bulan Sya’ban
Salah satu bulan yang dimuliakan, yang menjadi gerbang bagi bulan yang mulia dan dirahmati pula.Bulan Sya’ban merupakan bulan untuk melatih diri dan membersihkan hati kita,sebelum memasuki Ramadhan.Dalam satu riwayat Yahya bin Mu’adz berkata :”Sesungguhnya dalam kata Sya’ban itu terdapat lima huruf,dimana dengan setiap hurufnya  kaum mu’minin akan dibberi satu pemberian : dengan Syiin akan diberi Syaraf (kehormatan) dan Syafa’at,dengan ‘Ain akan diberi ‘Izzah (Kemenangan,kemuliaan),dengan Ba akan diberi Biir (kebaikan) dan dengan Alif akan diberi Ulfah (kelemahan)serta dengan Nuun akan diberi Nuur (cahaya)Selanjutnya dikatakan : Bulan  Rajab
Ialah untuk mensucikan hati,dan bulan Ramadhan ialah untuk mensucikan ruh.Sesungguhnya orang yang mensucikan badannya di bulan Rajab maka ia akan mensucikan hatinya pada bulan Sya’ban.Dan orang yang mensucikan hatinya pada bulan Sya’ban akan dapat mensucikan ruhnya di bulan Ramadhan.Maka jika dia tidak mensucikan badannya di bulan Rajab,dan tidak mensucikan hatinya di bulan Sya’ban,bisakah ia mensucikan ruhnya di bulan Ramadhan?”
Seorang Ahli Hikmah mengatakan : “Sesungguhnya bulan Rajab untuk memohon ampun dari segala dosa,dan bulan Sya’ban untuk merperbaiki hati dari segala cacat,serta  bulan Ramadhan untuk memberi penerangan hati,sedang lailatul Qadar adalah untuk mendekatkan diri kepada ِAllah swt.
Di dalam bulan sya’ban terdapat satu malam yang mulia dan penuh keberkahan yaitu malam pertengahan bulan (nishfu sya’ban). Pada malam ini Allah SWT menampakkan dan mencurahkan rahmat dan ampunan kepada hambaNya. Barangsiapa berdo’a maka do’anya diijabah, barangsiapa meminta agar dihilangkan kesusahannya maka akan dipenuhi permintaan itu dan pada malam ini pula Allah mencatat rizqi-rizqi serta amal-amal hamba.

 Telah banyak diriwayatkan dalam beberapa hadits tentang kemuliaan malam ini, hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Ath Thabaraniy dan Ibnu Hibban dari sahabat Mu’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):                              
     يطلع الله إلى خلقه في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن                                                                                       
 “Allah SWT memandang kepada seluruh makhlukNya pada malam nishfu sya’ban dan memberikan ampunan kepada seluruh makhlukNya kecuali orang yang musyrik dan musyaahin”

 Musyaahin adalah orang yang menyalakan api permusuhan dan merusak antara dua orang yang saling kasih.
 Juga diriwayatkan oleh Al Imam Al Baihaqiy dari As Sayyidah ‘Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
 “Telah datang Jibril kepadaku seraya berkata: malam ini adalah nishfu sya’ban dan pada malam ini Allah SWT membebaskan dari neraka manusia sebanyak bulu kambing bani kalb, pada malam ini Allah tidak melihat dengan pandangan rahmat kepada musyrik, musyaahin, pemutus silaturrahim, orang yang durhaka kepada orang tuanya dan peminum khamr”.

 Dalam redaksi yang lain Al Imam Al Baihaqiy meriwayatkan hadits dari Utsman bin Abil ‘Ash, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
 “Jika tiba malam nishfu sya’ban terdengar seruan yang berkata: siapakah yang hendak meminta ampun (pada malam ini) maka Aku akan ampuni, siapakah yang meminta sesuatu maka Aku akan berikan, tidak seorangpun yang memohon kepadaKu kecuali pasti Aku kabulkan hajatnya kecuali pezina dan musyrik”.

 Pada bagian lain Al Imam Al Baihaqiy juga meriwayatkan dari Al ‘Alaa’ bin Harits, bahwasannnya As Sayyidah ‘Aisyah berkata:
 “suatu malam Rasulullah sholat lalu beliau memanjangkan sujudnya sehingga aku menyangka bahwa beliau telah meninggal, manakala aku menyaksikan itu aku bangkit lalu aku gerakkan ibu jari beliau, dan jari-jari beliau bergerak. Maka aku kembali ke tempatku. Setelah beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan menyelesaikan sholatnya beliau bersabda: “Wahai ‘Aisyah tahukah kamu malam apakah ini?”, aku berkata: Allah dan RasulNya lebih mengetahui. Beliau SAW melanjutkan: “Malam ini adalah malam nishfu sya’ban, sesungguhnya Allah SWT pada malam nishfu sya’ban melihat dengan pandangan rahmat kepada hambaNya, maka Dia memberikan ampunan kepada yang meminta ampunan dan merahmati kepada yang memminta rahmat dan Dia membiarkan orang yang iri dengki (tidak mendapat bagian dari rahmat itu)”.


 Nama-nama malam nishfu sya’ban

 Sebagian ulama menyebutkan bahwa malam nishfu sya’ban memiliki banyak nama, dan sudah menjadi maklum bahwa banyaknya nama menunjukkan kemuliaan yang mempunyai nama itu. Bahkan al Imam Abul Khoir Ath Thaliqani menyebutkan tidak kurang 22 nama nishfu sya’ban, diantaranya :

 Lailatul Mubaarokah (Malam keberkahan)

 Artinya malam itu sendiri memiliki keberkahan, atau karena makna dan rahasia yang terdapat didalamnya atau karena dekatnya malaikat kepada manusia pada malam itu.

 Lailatul qismah (Malam pembagian)
 Yaitu pembagian rizqi dan penentuan takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, sebagaimana yang diriwayatkan dari ‘Atho’ bin Yasar, beliau berkata:
 “Jika tiba malam nishfu sya’ban malaikat maut menghapus setiap nama orang yang ditakdir akan mati pada sya’ban itu sampai sya’ban yang akan datang, dan sesungguhnya seseorang berbuat kedholiman dan kekejian atau menikahi wanita atau menanam pepohonan padahal namanya telah dipindah dari (catatan) golongan orang-orang yang hidup ke dalam (catatan) golongan orang-orang mati dan tidak ada malam yang lebih mulia setelah malam Lailatul Qadr daripada malam nishfu sya’ban”

 Lailatut Takfiir (Malam pengguguran dosa)
 Al Imam Taqiyuddin As Subki RA menyebutkan dalam tafsirnya bahwasanya malam nishfu sya’ban menggugurkan dosa selama setahun dan malam jum’at menggugurkan dosa sepekan dan malam lailatul qadr menggugurkan dosa seumur hidup.

 Lailatul Ijaabah (Malam pengabulan doa)
 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, beliau berkata :
 “Terdapat lima malam yang tidak akan tertolak doa ( si hamba ), yaitu malam jum’at, awal malam bulan rajab, malam nishfu sya’ban, malam lailatul qadr dan dua malam hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha).

 Lailatu ‘iidil malaaikah (malam hari raya malaikat)
 Al Imam Abu Abdillah Thohir bin Kuhammad bin Ahmad al Haddadi ra menyebutkan dalam kitabnya ‘Uyuunul Majaalis :
 “ Sesungguhnya para malaikat di langit mempunyai dua hari raya sebagaimana kaum muslimin, adapun hari raya malaikat adalah malam nishfu sya’ban dan malam lailatul qadr sedangkan hari raya muslimin adalah idul fitri dan idul adha. Hari raya malaikat malam hari karena mereka tidak tidur, jadi siang dan malam sama di hadapan mereka, sedang hari raya muslimin pada siang hari karena malam adalah waktu mereka tidur dan beristirahat “.

 Lailatusy Syafa’ah (Malam pemberian syafa’at)
 Nama ini diberikan oleh al Imam Abu Manshur Muhammad bin Abdillah al Hakim an Naisaaburi dan ulama lainnya.

 Lailatul Baraa ah (malam pembebasan)
 Yang dimaksud adalah dibebaskan dari neraka Allah, yang demikian ini diberikan kepada mereka yang melaksanakan hak-hak Allah dan melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah.

 Lailatut Ta’dziim (malam kemulian)
 Nama ini diberikan oleh Taqiyuddin as Subki ra dalam tafsirnya.
 Lailatul ghufraan wal ‘itq minan niiraan (malam pengampunan dan pembebasan dari neraka)
 Keterangan ini disebutkan dalam kitab Tuhfatul Ikhwan yang ditulis oleh as Syeikh Syihabuddin Ahmad bin Hijazi Rahimahullah.

 Dengan keterangan diatas kita dapat mengetahui betapa agung malam nishfu sya’ban itu. Sehingga ketika kita sudah mengetahui kemuliaannya maka hendaknya kita mempergunakan kesempatan umur dengan banyak beribadah pada malam ini, entah dengan sholat, dzikir, sholawat atau doa-doa yang biasa dibaca oleh kaum muslimin. Doa-doa itu ditulis oleh ulama pendahulu kita agar dibaca guna memuliakan dan menyemarakkan malam nishfu sya’ban sehingga umur dan waktu kita tidak berlalu begitu saja. Dan di dalam semua itu terdapat fadhilah dan pahala yang besar.Wallahu 'Alam.

Readmore »»

Kamis, 14 Juli 2011

Impian Kecil

             Impian Kecil
                                                     02 September 1994

Impian impian kecil
Khayalan indah berbunga cita
Tuk sambuti  hari esok
Masa bermain angsa angsa
Berombak empang berbayu sutera
Bertabur bunga pandangi cakrawala

T’lah jauh kini
Dari hayalan lalu
Dari harapan lama
Dari damainya kalbu

Tibalah duka mendera
Mencabik
Mengkoyak
Merangsak
Mendongak
Menggelegak
Mencoreng  sepotret  wajah
Membalik seputar haluan
Mungkinkah diri  kan kembali
Meniti kebesaran semestaMu Robby
Mencari nur dari zulmat ini.......

Readmore »»