RSS Feed
My Fam
Forum Silaturrahmi

Sabtu, 16 Juli 2011

Keutamaan Bulan Sya'ban dan Malam Nishfu Sya'ban


Allah swt berfirman 
 إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ   الْمُتَّقِينَ                                                                                               
    Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa   (QS At Taubah  : 36)
Sungguh bahagia sekali rasanya,tanpa terasa kita telah memasuki hampir separuh dari Bulan Sya’ban
Salah satu bulan yang dimuliakan, yang menjadi gerbang bagi bulan yang mulia dan dirahmati pula.Bulan Sya’ban merupakan bulan untuk melatih diri dan membersihkan hati kita,sebelum memasuki Ramadhan.Dalam satu riwayat Yahya bin Mu’adz berkata :”Sesungguhnya dalam kata Sya’ban itu terdapat lima huruf,dimana dengan setiap hurufnya  kaum mu’minin akan dibberi satu pemberian : dengan Syiin akan diberi Syaraf (kehormatan) dan Syafa’at,dengan ‘Ain akan diberi ‘Izzah (Kemenangan,kemuliaan),dengan Ba akan diberi Biir (kebaikan) dan dengan Alif akan diberi Ulfah (kelemahan)serta dengan Nuun akan diberi Nuur (cahaya)Selanjutnya dikatakan : Bulan  Rajab
Ialah untuk mensucikan hati,dan bulan Ramadhan ialah untuk mensucikan ruh.Sesungguhnya orang yang mensucikan badannya di bulan Rajab maka ia akan mensucikan hatinya pada bulan Sya’ban.Dan orang yang mensucikan hatinya pada bulan Sya’ban akan dapat mensucikan ruhnya di bulan Ramadhan.Maka jika dia tidak mensucikan badannya di bulan Rajab,dan tidak mensucikan hatinya di bulan Sya’ban,bisakah ia mensucikan ruhnya di bulan Ramadhan?”
Seorang Ahli Hikmah mengatakan : “Sesungguhnya bulan Rajab untuk memohon ampun dari segala dosa,dan bulan Sya’ban untuk merperbaiki hati dari segala cacat,serta  bulan Ramadhan untuk memberi penerangan hati,sedang lailatul Qadar adalah untuk mendekatkan diri kepada ِAllah swt.
Di dalam bulan sya’ban terdapat satu malam yang mulia dan penuh keberkahan yaitu malam pertengahan bulan (nishfu sya’ban). Pada malam ini Allah SWT menampakkan dan mencurahkan rahmat dan ampunan kepada hambaNya. Barangsiapa berdo’a maka do’anya diijabah, barangsiapa meminta agar dihilangkan kesusahannya maka akan dipenuhi permintaan itu dan pada malam ini pula Allah mencatat rizqi-rizqi serta amal-amal hamba.

 Telah banyak diriwayatkan dalam beberapa hadits tentang kemuliaan malam ini, hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Ath Thabaraniy dan Ibnu Hibban dari sahabat Mu’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):                              
     يطلع الله إلى خلقه في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن                                                                                       
 “Allah SWT memandang kepada seluruh makhlukNya pada malam nishfu sya’ban dan memberikan ampunan kepada seluruh makhlukNya kecuali orang yang musyrik dan musyaahin”

 Musyaahin adalah orang yang menyalakan api permusuhan dan merusak antara dua orang yang saling kasih.
 Juga diriwayatkan oleh Al Imam Al Baihaqiy dari As Sayyidah ‘Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
 “Telah datang Jibril kepadaku seraya berkata: malam ini adalah nishfu sya’ban dan pada malam ini Allah SWT membebaskan dari neraka manusia sebanyak bulu kambing bani kalb, pada malam ini Allah tidak melihat dengan pandangan rahmat kepada musyrik, musyaahin, pemutus silaturrahim, orang yang durhaka kepada orang tuanya dan peminum khamr”.

 Dalam redaksi yang lain Al Imam Al Baihaqiy meriwayatkan hadits dari Utsman bin Abil ‘Ash, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
 “Jika tiba malam nishfu sya’ban terdengar seruan yang berkata: siapakah yang hendak meminta ampun (pada malam ini) maka Aku akan ampuni, siapakah yang meminta sesuatu maka Aku akan berikan, tidak seorangpun yang memohon kepadaKu kecuali pasti Aku kabulkan hajatnya kecuali pezina dan musyrik”.

 Pada bagian lain Al Imam Al Baihaqiy juga meriwayatkan dari Al ‘Alaa’ bin Harits, bahwasannnya As Sayyidah ‘Aisyah berkata:
 “suatu malam Rasulullah sholat lalu beliau memanjangkan sujudnya sehingga aku menyangka bahwa beliau telah meninggal, manakala aku menyaksikan itu aku bangkit lalu aku gerakkan ibu jari beliau, dan jari-jari beliau bergerak. Maka aku kembali ke tempatku. Setelah beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan menyelesaikan sholatnya beliau bersabda: “Wahai ‘Aisyah tahukah kamu malam apakah ini?”, aku berkata: Allah dan RasulNya lebih mengetahui. Beliau SAW melanjutkan: “Malam ini adalah malam nishfu sya’ban, sesungguhnya Allah SWT pada malam nishfu sya’ban melihat dengan pandangan rahmat kepada hambaNya, maka Dia memberikan ampunan kepada yang meminta ampunan dan merahmati kepada yang memminta rahmat dan Dia membiarkan orang yang iri dengki (tidak mendapat bagian dari rahmat itu)”.


 Nama-nama malam nishfu sya’ban

 Sebagian ulama menyebutkan bahwa malam nishfu sya’ban memiliki banyak nama, dan sudah menjadi maklum bahwa banyaknya nama menunjukkan kemuliaan yang mempunyai nama itu. Bahkan al Imam Abul Khoir Ath Thaliqani menyebutkan tidak kurang 22 nama nishfu sya’ban, diantaranya :

 Lailatul Mubaarokah (Malam keberkahan)

 Artinya malam itu sendiri memiliki keberkahan, atau karena makna dan rahasia yang terdapat didalamnya atau karena dekatnya malaikat kepada manusia pada malam itu.

 Lailatul qismah (Malam pembagian)
 Yaitu pembagian rizqi dan penentuan takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, sebagaimana yang diriwayatkan dari ‘Atho’ bin Yasar, beliau berkata:
 “Jika tiba malam nishfu sya’ban malaikat maut menghapus setiap nama orang yang ditakdir akan mati pada sya’ban itu sampai sya’ban yang akan datang, dan sesungguhnya seseorang berbuat kedholiman dan kekejian atau menikahi wanita atau menanam pepohonan padahal namanya telah dipindah dari (catatan) golongan orang-orang yang hidup ke dalam (catatan) golongan orang-orang mati dan tidak ada malam yang lebih mulia setelah malam Lailatul Qadr daripada malam nishfu sya’ban”

 Lailatut Takfiir (Malam pengguguran dosa)
 Al Imam Taqiyuddin As Subki RA menyebutkan dalam tafsirnya bahwasanya malam nishfu sya’ban menggugurkan dosa selama setahun dan malam jum’at menggugurkan dosa sepekan dan malam lailatul qadr menggugurkan dosa seumur hidup.

 Lailatul Ijaabah (Malam pengabulan doa)
 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, beliau berkata :
 “Terdapat lima malam yang tidak akan tertolak doa ( si hamba ), yaitu malam jum’at, awal malam bulan rajab, malam nishfu sya’ban, malam lailatul qadr dan dua malam hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha).

 Lailatu ‘iidil malaaikah (malam hari raya malaikat)
 Al Imam Abu Abdillah Thohir bin Kuhammad bin Ahmad al Haddadi ra menyebutkan dalam kitabnya ‘Uyuunul Majaalis :
 “ Sesungguhnya para malaikat di langit mempunyai dua hari raya sebagaimana kaum muslimin, adapun hari raya malaikat adalah malam nishfu sya’ban dan malam lailatul qadr sedangkan hari raya muslimin adalah idul fitri dan idul adha. Hari raya malaikat malam hari karena mereka tidak tidur, jadi siang dan malam sama di hadapan mereka, sedang hari raya muslimin pada siang hari karena malam adalah waktu mereka tidur dan beristirahat “.

 Lailatusy Syafa’ah (Malam pemberian syafa’at)
 Nama ini diberikan oleh al Imam Abu Manshur Muhammad bin Abdillah al Hakim an Naisaaburi dan ulama lainnya.

 Lailatul Baraa ah (malam pembebasan)
 Yang dimaksud adalah dibebaskan dari neraka Allah, yang demikian ini diberikan kepada mereka yang melaksanakan hak-hak Allah dan melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah.

 Lailatut Ta’dziim (malam kemulian)
 Nama ini diberikan oleh Taqiyuddin as Subki ra dalam tafsirnya.
 Lailatul ghufraan wal ‘itq minan niiraan (malam pengampunan dan pembebasan dari neraka)
 Keterangan ini disebutkan dalam kitab Tuhfatul Ikhwan yang ditulis oleh as Syeikh Syihabuddin Ahmad bin Hijazi Rahimahullah.

 Dengan keterangan diatas kita dapat mengetahui betapa agung malam nishfu sya’ban itu. Sehingga ketika kita sudah mengetahui kemuliaannya maka hendaknya kita mempergunakan kesempatan umur dengan banyak beribadah pada malam ini, entah dengan sholat, dzikir, sholawat atau doa-doa yang biasa dibaca oleh kaum muslimin. Doa-doa itu ditulis oleh ulama pendahulu kita agar dibaca guna memuliakan dan menyemarakkan malam nishfu sya’ban sehingga umur dan waktu kita tidak berlalu begitu saja. Dan di dalam semua itu terdapat fadhilah dan pahala yang besar.Wallahu 'Alam.

0 komentar:

Posting Komentar